VOLKPOP.CO - Siapa sih yang tidak suka mendengarkan musik? Rasanya tidak ada anak-anak muda yang tidak menyukai musik, tetapi apa akan sama kalau musik tersebut datang dari zaman penjajahan? Emangnya ada musik di zaman penjajahan, bukannya hanya fokus dalam berperang aja ya? Jangan salah paham dulu, kalau di zaman penjajahan tidak ada musik lohh! Dalam sejarah Indonesia, perjuangan saat melawan penjajah memang dengan berperang. Akan tetapi, musik juga berperan di dalam penjajahan, seperti yang dilakukan oleh Ismail Marzuki. Pada masa penjajahan, sejarah musik Indonesia diwarnai dengan lagu-lagu yang bertema patriotik. Kalau begitu, yuk kita kenalan dengan Ismail Marzuki.
Latar Belakang Ismail Marzuki
Beliau lahir di Kwitang Jakarta pada tanggal 11 Mei 1914. Beliau lahir dari kalangan keluarga yang mampu dan berpengetahuan. Tidak hanya mahir dengan penulisan lirik-lirik lagu yang diciptakannya, tetapi Ismail Marzuki juga menguasai bahasa Belanda dan bahasa Inggris. Marzuki, ayahnya adalah seorang pengusaha bengkel mobil. Selain itu, Bapak Marzuki juga diketahui seorang seniman berdendang, yakni berdzikir dengan memainkan rebana. Wahh, tidak heran ya bakat Ismail Marzuki adalah hasil dari keturunan sang ayah. Ibunya Ismail Marzuki sudah berpulang sejak masa kelahirannya. Oleh sebab itu, wataknya yang berperasaan halus dan sikap toleransi nya besar terhadap teman-temanya.
Baca Juga: Kasman Singodimedjo, Tokoh Penghapusan 7 Kata Naskah Pembukaan UUD 1945
Sudah Menyukai Musik Sejak Kecil
Sejak kecil, Ismail Marzuki sudah terbiasa mendengarkan macam-macam musik dan lagu melalui Gramophone. Kemudian, Ismail Marzuki juga dikenal sebagai sosok yang pandai menghafal lagu-lagu dengan suaranya yang merdu.
Menguasai Berbagai Macam Alat Musik
Tidak hanya satu, tetapi beliau juga pandai dalam memainkan berbagai macam alat musik, seperti rebana, ukulele, dan gitar. Beliau juga mengoleksi beberapa alat musik; gitar, mandolin, benyo, flute, clarinet, saxophone, accordion, dan piano.
Pendidikan Ismail Marzuki
Ismail Marzuki memulai masa pendidikan dari HIS (Idenburg). Kemudian, dilanjutkan dengan MULO. Setelah itu, melanjutkan sekolah menengah atas ke AMS. Beliau yang mengetahui minat dan bakatnya berada di musik, memutuskan untuk berhenti dari sekolah.
Artikel Terkait
Presiden Jokowi Anugerahkan Gelar Pahlawan Nasional kepada 5 Tokoh. Apa Saja Jasanya?
Mengenal Candi Cangkuang dan Hubungannya Dengan Tokoh Penyebaran Agama Islam Arief Muhammad di Kota Garut
Kasman Singodimedjo, Tokoh Penghapusan 7 Kata Naskah Pembukaan UUD 1945