Oleh: Delta Nishfu*
VOLKPOP.CO - Bermula dari suatu malam yang senggang, saya bertemu kembali dengan kawan-kawan lama saya di sebuah sekretariat himpunan mahasiswa. Malam itu kami bercakap-cakap hingga hampir kehabisan topik pembicaraan.
Kemudian salah satu kawan kami mengambil sebungkus rokok bermerk A. Ia memperhatikan sisi demi sisi bungkus rokok itu. Mulai dari merk dengan nama yang menarik sampai gambar perokok yang memperlihatkan lubang pada lehernya.
Pengamatannya berlanjut sampai ia membaca sebuah kalimat yang bertuliskan, "Karena merokok, saya terkena kanker tenggorokan". Ia pun terus bertanya jika himbauan seperti ini sudah terpampang jelas di setiap bungkus rokok tetapi mengapa tak sedikitpun orang takut dengan peringatan tersebut.
Tak ada satupun di antara kami yang menggubris rasa penasarannya. Lalu ia mulai mempertanyakan nomor telepon yang juga tertera di bawah peringatan tersebut. "Nomer ini beneran nggak ya?" tanyanya.
Kami pun mulai merespon rasa penasarannya itu. Akhirnya salah seorang di antara kami langsung mencatat memastikan jika nomor itu asli. Dari daftar nama dalam penelusuran aplikasi get contact, bisa dipastikan bahwa nomor tersebut adalah nomor layanan berhenti merokok milik Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI) yang melayani konseling untuk berhenti merokok.
Layanan ini dikenal dengan Quit Line Berhenti Merokok. Layanan tersebut dapat diakses melalui nomor yang tertera di setiap kemasan rokok.
Setelah kami menelpon pertama kali, bot call center layanan tersebutlah yang menjawab. Bot mengatakan jika layanan malam itu sedang sibuk dan mempersilakan kami untuk menghubunginya beberapa saat lagi.
Lima menit berselang, kami pun segera kembali menelpon nomor tersebut. Saya yang akhirnya juga dilanda rasa penasaran mulai mendekat ketika suara seorang perempuan kira-kira 25 tahunan (sebut saja Mbak CC) menjawab panggilan kami, “Halo. Selamat malam. Ada yang bisa saya bantu?” sambutnya dengan suara lembut.
Artikel Terkait
Mendengar Hak Pendidikan Anak-anak di Rusun Puspa Agro: Butuh Buku Paket dan Tenaga Pengajar