VOLKPOP.CO - NAMA desain itu ialah 'Les Nuages'. Diambil dari bahasa Perancis yang artinya 'awan'. "Kenapa 'awan'? Karena, motif dasar dominan dari desain yang saya pakai adalah dari Batik Mega Mendung Cirebon," jelas Lita Berlianti, Fashion Designer.
Lita mengangkat batik Mega Mendung dari Cirebon, sebenarnya berawal dari tema yang akan diterapkan untuk desainnya. Yaitu, kisah perkembangan Islam hingga tersebar di nusantara. Lebih tepatnya, di pulau Jawa yang dilakukan oleh sembilan wali atau 'wali songo'.
"Cirebon dengan pantainya yang bagus, adalah salah satu pintu penyebaran awal (agama Islam, red). Yaitu oleh Sunan Gunung Jati," jelasnya.
Sebelum mendesain, dia biasa melakukan studi singkat tentang akar tema yang akan diangkat. Bertemulah dia pada cerita Sunan Gunung Jati saat menyebarkan Islam di Jawa Barat. Ternyata, Sunan Gunung Jati memiliki permaisuri seorang putri dari China.
Hal ini, bisa dilihat dari peninggalan-peninggalan arsitektur yang menempel di masjid dan makamnya. Sangat kental akulturasi budaya. Salah satunya, Batik Mega Mendung.
"Keunikan bentuknya, Mega Mendung sangat berbeda bila dibandingkan dengan batik-batik Indonesia yang lain. Bentuknya, simpel dan terlihat ada akulturasi motif dengan budaya China," terangnya.
Lalu, dari batik Mega Mendung itu, dia mencoba mendesain tekstilnya sendiri. Lita gabungkan dengan bunga-bunga apa saja yang banyak dijumpai dalam budaya China. "Yaitu, ada bunga Peony, bunga Anyelir, dan bunga Krisan atau seruni yang sering kita jumpai pada batik China, peranakan khas Cirebon," tuturnya.
Ketiga bunga itu, dalam budaya China memang memiliki arti tersendiri. Yaitu, melambangkan kesetiaan cinta, Kedudukan yang tinggi, serta pembawa kesejahteraan dan kemakmuran pada hidup.
Artikel Terkait
Mendengar Hak Pendidikan Anak-anak di Rusun Puspa Agro: Butuh Buku Paket dan Tenaga Pengajar