Tiktok Masih jadi Media Sosial Paling Sosialis sampai Saat ini

- Rabu, 28 September 2022 | 13:12 WIB
Ilustrasi logo Tiktok. (Pinterest @mungfali_com)
Ilustrasi logo Tiktok. (Pinterest @mungfali_com)

VOLKPOP.CO - Sampai periode 2016, pasar media sosial masih dikuasai oleh satu negara, Amerika Serikat (AS). Mayoritas masyarakat dunia menggunakan 4 sosial media diantaranya Facebook, Twitter, Instagram, dan Youtube.

Tercatat kalau jumlah pengguna Facebook mencapai 2,93 miliar pada kuartal II/2022. Lalu penggunaan Instagram tercapai sebanyak 1,45 miliar orang pada April 2022. Sementara Twitter sebanyak 237,8 juta pada kuartal II/2022. dan 2,41 miliar pengguna Youtube di kuartal II/2022.

Namun, dominasi keempat media sosial ini dibuat ketar-ketir oleh kehadiran satu media sosial asal Tiongkok, Tiktok. Bagaimana tidak, hanya dalam 6 tahun kemunculannya, ia sudah memperoleh 1,4 miliar pengguna di dunia pada kuartal II/2022.

Baca Juga: Menyambut Perdebatan 30 September dengan Hilangnya Film Gie dari Netflix

Meskipun mayoritas pengguna Tiktok adalah orang-orang Asia pada mulanya. Kini orang-orang Eropa dan Amerika sendiri juga dengan terbukanya menggunakan aplikasi berbasis video ini. Bahkan, selebriti Hollywood seperti Mark Wahlberg sampai pesepakbola Sergio Ramos juga menggunakan Tiktok.

Pertumbuhan Tiktok yang tak terbendung ini tidak hanya perusahan-perusahaan penyedia media sosial seperti Meta sampai Google ketar ketir. Bahkan negara sekelas Amerika Serikat dikabarkan tidak suka dengan perkembangan ini.

Bagaimana tidak, ketika Tiongkok yang dulu dilihat sebagai negara miskin yang jorok, kini mulai dilirik sebagai kekuatan ekonomi baru. Ditambah pasar teknologi mulai direnggut dengan beredarnya jutaan handphone dan laptop buatan negeri Tirai Bambu ini. Tentu saja mereka juga tidak akan senang jika pasar media sosial juga direbut.

Banyak isu-isu dibuat agar Tiktok tidak lagi digunakan masyarakat, utamanya di Amerika dan Eropa. Salah satunya dengan menyebarkan berita kalau Tiktok mencuri data penggunanya untuk Pemerintah Tiongkok. Namun, bukannya melemah, Toktok seolah-olah makin bertumbuh.

Baca Juga: Ketika Jurnalis Berevolusi menjadi Kuli Tinta

Justru media-media sosial yang dulunya adikuasa kini malah mengikuti trend yang dibuat Tiktok. Media-media sosial seperti Instagram yang awalnya berbasis foto, kini menyediakan reels dengan konsep yang sama persis seperti Tiktok. Youtube yang dulunya platform berbasis video panjang landscape, kini menyediakan shorts yang konsepnya sama persis seperti milik Tiktok.

Jurus-jurus seperti ini juga tampaknya tidak membuat Tiktok gentar. Popularitas Tiktok makin tak terbendung. Indonesia menjadi negara kedua dengan jumlah pengguna terbanyak yaitu 99,1 juta orang. Dan peringkat pertama secara mengejutkan adalah Amerika Serikat dengan 136,4 juta orang pengguna.

Intan Lembata yang kerap bicara soal Rehan dinilai cuma berhalusinasi. Menurutnya, percintaan itu antara nyata dan tidak
Intan Lembata yang kerap bicara soal Rehan dinilai cuma berhalusinasi. Menurutnya, percintaan itu antara nyata dan tidak (Screenshoot channel youtube Angga Candra)

Lalu apa sih yang membuat Tiktok bertumbuh secara mengerikan?

Kalau dipikir secara logika, perusahaan rintisan kecil seperti Tiktok tidak akan bertahan jika idenya dijiplak oleh perusahaan-perusahaan besar seperti Meta dan Google. Bayangkan saja, mereka kalah dari segi modal, sumber daya manusia, sampai pengaruh perusahaan di dunia.

Halaman:

Editor: Rizal Adhi Pratama

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Menjelajahi Culture shock Non Kpopers Tentang KPOP

Sabtu, 19 November 2022 | 18:40 WIB

Pengalaman Iseng Hubungi Layanan Berhenti Merokok

Selasa, 18 Oktober 2022 | 15:29 WIB

Pecahan Trauma yang Tak akan Pernah Hilang

Rabu, 12 Oktober 2022 | 20:45 WIB

Malam Minggu Derita di Stadion Kanjuruhan Malang

Selasa, 4 Oktober 2022 | 10:49 WIB

Terpopuler

X