Tidak Hanya Corona Virus, 3 Pandemi ini Mematikan Sepanjang Sejarah

- Jumat, 2 Desember 2022 | 15:59 WIB
The Black Death (Pinterest)
The Black Death (Pinterest)

VOLKPOP.CO – Desember 2019, akhir tahun yang membuat dunia gempar. Pasalnya, tahun tersebut terdengar berita mengenai pandemi Corona virus. Hal ini terjadi karena perkembangan virus yang cepat. Diketahui bahwa Penyakit ini dapat menyebar melalui tetesan kecil (droplet) dari hidung atau mulut pada saat batuk atau bersin. Droplet tersebut kemudian jatuh pada benda di sekitarnya.

Tapi tahukah kamu, wabah ini bukan satu-satunya wabah yang paling mematikan yang ada di dunia? Perlu kita ketahui di dalam sejarah pernah tercatat wabah-wabah mematikan yang melanda di seluruh dunia yang mengakibatkan ratusan bahkan jutaan penduduk meninggal oleh wabah tersebut.

Dilihat dari jurnal sejarah Epidemiologi yang ditulis oleh Prof. dr. Bhisma Murti, MPH, MSc, PhD. Wabah-wabah yang pernah menyerang dunia sebagai berikut:

  1. The Black Death 

Wabah yang paling dikenal masyarakat umum. Wabah ini muncul pada abad ke-13 dan ke-14. Black Death disebabkan oleh Yersinia pestis, yang menginfeksi hewan pengerat (terutama tikus) dan kemudian menyebar ke manusia melalui gigitan paru-paru. Orang yang terinfeksi penyakit ini mengalami demam, pembengkakan kelenjar getah bening dan bintik-bintik merah pada kulit, itulah sebabnya penyakit ini disebut penyakit pes (bubonic artinya radang dan pembengkakan kelenjar getah bening). Tingkat keparahan penyakit ini mengakibatkan hampir 100 juta orang meninggal akibat penyakit ini di seluruh dunia selama periode 300 tahun. Maut Hitam mulai muncul pada awal tahun 1330-an. Cina, yang saat itu merupakan pusat komersial tersibuk di dunia, wabah-wabah dengan cepat menyebar ke Asia barat dan Eropa.

Baca Juga: Virus Omicron Varian XBB Meengalami Peningkatan, Cegah Penularan dengan Lakukan Vaksinasi

Pada Oktober 1347, sebuah kapal dagang Italia kembali dari pelayaran di Laut Hitam (hubungan perdagangan Eropa dengan Cina). Saat kapal berlabuh di pelabuhan Messina, Sisilia, banyak penumpang kapal yang meninggal karena Black Death. Beberapa hari kemudian, penyakit itu menyebar ke seluruh kota dan sekitarnya.

Saat itu, masyarakat percaya bahwa Black Death adalah kutukan dari Tuhan. Untuk menekan angka kematian, korban wabah yang meninggal harus dikubur secepatnya. Namun, upaya itu gagal. Kemudian, mereka menyadari bahwa mengkarantina orang sakit dan keluarganya atau bahkan seluruh desa selama 40 hari adalah cara yang efektif.

Secara tradisional, Kematian Hitam diyakini disebabkan oleh salah satu dari tiga jenis Yersinia pestis (bubonic, pneumonia, dan speticemia). Namun, beberapa peneliti menduga bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh virus seperti Ebola atau anthrax. Dua ahli biologi molekuler dari University of Liverpool, Profesor Christopher Duncan dan Susan Scott, menganalisis sejarah penyakit pes dan menerapkan biologi molekuler pada model komputer. Hasil analisis berteori bahwa penyebab wabah bukanlah bakteri melainkan virus filo yang ditularkan langsung dari orang ke orang.

Baca Juga: Temukan Kasus Langka, Uganda Umumkan Kejadian Luar Biasa Virus Ebola

  1. Kolera (1816-1826)

Orang yang terinfeksi kolera mengalami diare parah, muntah dan, dalam kasus yang parah, kematian. Kolera berasal dari Bengal (India) dan mencapai India pada tahun 1820. pandemi menyebar ke Cina, Indonesia (lebih dari 100.000 orang meninggal di pulau Jawa) dan Laut Kaspia.

 

  1. Flu Spanyol (1918-1920)

Antara Maret 1918 dan Juni 1920 terjadi pandemi luar biasa yang disebut Flu Besar (Spanish Flu, The Great Flu). Peristiwa tersebut melanda 500 orang di seluruh dunia dan membunuh 50-100 juta orang hanya dalam waktu 6 bulan. Penyakit ini terjadi ketika ada mutasi lokal di Haskell Country, Kansas (AS), kemudian ditularkan melalui pergerakan massal tentara Amerika dari satu pangkalan ke pangkalan lainnya, dan kemudian menyebar melalui perjalanan internasional tentara ke seluruh dunia. Salah satu yang sakit adalah presiden Amerika Serikat, Woodrow Wilson, yang terserang flu di akhir perang. Penanganan yang dilakukan saat itu untuk tidak melakukan pertemuan kelompok, dan pemakaman wajib dilakukan dalam tempo 15 menit. 

 

Reporter: Puteri Najlah Meylani

Editor: Yoni Prawardayana

Halaman:

Editor: Yoni Prawardayana

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Mengenang Sosok Sang Legendaris Sepak Bola Pele

Jumat, 6 Januari 2023 | 07:47 WIB

Keren! Simak Keindahan Negara Maroko

Jumat, 16 Desember 2022 | 19:19 WIB

G7 Tekan Rusia dengan Menerapkan Batas Harga Minyak

Rabu, 7 Desember 2022 | 16:15 WIB

Huru Hara Pengaruh Media Massa di Tiongkok 

Selasa, 6 Desember 2022 | 19:23 WIB

Terpopuler

X